Sebuah kesempurnaan yang tidak pernah disadari
8/20/2010
Allah menciptakan ibu di hari keenam dan bekerja hingga larut.
Malaikat datang mendekati dan bertanya, “Mengapa Engkau meluangkan waktu sedemikian banyak untuk yang satu ini?”
Tuhan menjawab, “Tahukah engkau apa kelebihan yang Kuinginkan dalam menciptakannya? Ia harus dapat dibersihkan, tapi bukan dari bahan plastik. Lebih dari 200 bagian darinya yang dapat digerakkan tanpa perlu diganti. Ia harus mampu menyantap segala macam makanan. Pada saat yang sama ia harus mampu menggendong tiga bayi sekaligus. Dengan sekali ciuman, mulai dari lutut yang luka hingga hati yang sedih dapat disembuhkannya. Semua ini harus dilakukannya hanya dengan dua tangan.”
Penjelasan Tuhan itu sangat mempengaruhi benak malaikat.
Ia akhirnya bertanya, “Hanya dengan dua tangan? Tidak mungkin itu! Apakah Engkau yakin ini sebuah model yang benar dan memenuhi standar?”
“Hari ini Engkau telah melakukan banyak kerja, lakukan sisanya keesokan hari,” kata malaikat.
“Aku tidak bisa meninggalkannya. Lagi pula tinggal hari terakhir,” jawab Tuhan. “Sedikit lagi makhluk yang Kucintai ini akan sempurna,” tambah-Nya.
Tuhan menjelaskan lagi, “Ketika sakit, ia sendiri yang berusaha mengobati dirinya dan ia mampu bekerja 18 jam dalam sehari.”
Malaikat mendekati makhluk itu dan menyentuhnya. “Ooh, ia sangat lembut,” kata malaikat.
“Iya benar. Ia memang sangat lembut, tapi Aku menciptanya sangat kuat. Kau tidak akan mampu membayangkan apa saja yang dapat ditanggungnya dan bagaimana ia keluar sebagai pemenang menghadapi segala masalah,” jawab Tuhan.
Malaikat kembali bertanya, “Apakah ia dapat berpikir?”
Tuhan menjawab, “Ia bukan hanya bisa berpikir, tapi juga berargumentasi, membahas dan berdialog.”
Malaikat memegang tulang pipinya dan mengatakan, “Tuhan, aku berpikir Engkau telah meletakkan tanggung jawab yang sangat banyak kepadanya! Sepertinya ada lubang dan air menetes dari sana!”
Tuhan membetulkan apa yang diucapkan malaikat dan mengatakan, “Itu bukan tetesan air biasa, tapi itu tetesan air mata.”
Malaikat kembali bertanya, “Apa manfaat air mata baginya?”
Air mata adalah caranya untuk mengungkapkan kesedihan, keraguan, cinta, kesendirian, kesulitan dan kebanggaannya,” jawab Tuhan.
Malaikat semakin berdebar membayangkan makhluk yang satu ini dan bertanya, “Wahai Tuhan! Engkau memang Maha Mampu dan telah mempertimbangkan segala aspek luar biasa dalam menciptakan makhluk bernama ibu.”
“Sayangnya ada satu darinya yang kurang tepat. Ia akan melupakan betapa dirinya begitu bernilai,” kata malaikat.
-this post is reblogged from http://ashfi.tumblr.com/ (Ashfi Qamara/Bagaimana Tuhan menciptakan ibu)
0 comments